Senin, 26 Januari 2009

KEKUATAN JIWA SANG PEMIMPI

Ia boleh dikatan orang biasa
Karena tak punya harta benda.
Mimpinya…
Mencakar koyak wajah bumi para nabi
Mimpi itu tetap menyala
Bahkan kian berkobar
Guru yang membuat murid-muridnya tersengat
Begitu semangat
Duhai.. kekuatan apakah itu?
Itulah kekuatan jiwanya
Jiwa yang dipenuhi mimpi
Keyakinan pada janji Ilahi
Membuatnya begitu perkasa
Membuatnya begitu berwibawa
Dihadapan jutaan pasukan lapis baja
Itulah…
Kekuatan jiwa sang pemimpi

by. marisa listuti
meutia camp. jalan pejuang

Para pengabdi

Sebelum mencari kejayaan
Juang dan tempuh oralmu
Sebelum ajal menjeput
Tinggalkan kenangan dalam hatimu
Kejujuran dan kesetiaan berpadu
Dilantik dan digamblang satu-satu
Sumpah!!
Menderu derap dalam tekad baja
Dibalik kursi meraih mimpi
Paras kosong kau tatapi begitu pilu
Lesu menunggu sang waktu bergulir
Mencari sepi kesunyian yang hilang
Dalam satu kata bermakna
Sudut mata yang suci
Memancarkan sejuta ketulusan
Berpacu bersama mentari yang bersinar
Menghilir bersama air yang mengalir
Untuk satu kata
KEJAYAAN.


bY. Marisa Listuti
meutia camp. jalan pejuang

Sabtu, 24 Januari 2009

Bolehkah?

bolehkah ku mengatakan..
BENCI
bolehkah ku mengatakan..
BOSAN
bolehkah ku mengatakan..
CEMAS
bolehkah ku mengatakan..
SIA-SIA

Bolehkah?

by. marisa listuti
harian kampus

hijau itu kan indah

hijau..
merah..
mana yang indah?
tergantung mata yang memandang
ku rasa hijau,
sebagian mereka juga mengatakan
tapi tidak banyak yang berbeda,
berbeda buat sempurna
hijau di alam
hijau dan lingkungan
hijau dalam rumah kita
hijau atau merah..
sebenarnya tak masalah
hhmm...yang akhirnya..
kita sepakat hijau itu indah
tetap.. pada porsi yang tepat
ku harap begitu.
tidak sampai disini..
hijau itu kan tetap indah
dengan kerja-kerja nyata
dengan semangat juang
perubahan ditangan kita.
ditunggu gebrakannya..
semangat. dan
SUKSES!


by. marisa listuti
sekre juang..

Jumat, 23 Januari 2009

Mau cerita tapi tak ingin cerita

mau cerita tapi tak ingin cerita
harapan diatas asa
hati yang gundah karenanya
tak ada yang istimewa untuk cerita
tapi..
mau cerita,tak ingin cerita
dibalik cerita dibalut kata
ku cukup bahagia karenanya
itulah yang kubisa,
untuk sementara.
ku tak bisa cerita..
mau bercerita, pada siapa?
pada tinta yang menyapa
pada warna yang merona
pada harapan membangun asa
mau cerita tapi tak ingin cerita
tentu banyak cerita
ya,benar adanya
beribu kata bicara,bahkan..
tak terhitung kiranya
ada suka dan duka.
yang memahami makna setiap cerita
biarlah, mengalir apa adanya

by. marisa listuti
harian kampus..

Kamis, 22 Januari 2009

Do’aku terhalang

Ku mengenal-Nya,
tapi tidak menunaikan hak-Nya
Ku membaca kitabulloh,
tapi tidak beramal dengannya
mengaku cinta pada Rasulullah,
tapi meninggalkan sunnahnya
mengetahui permusuhan dengan syaitan,
tapi justru mengikutinya
mengatakan mencintai surga,
tapi tiadk beramal untuk mendapatkannya
mengatakan takut dengan neraka,
tapi menggadaikan diri dengannya
mengetahui kematian itu benar,
tapi tidak bersiap-siap menghadapinya
sibuk dengan aib orang lain,
tapi melupakan aib sendiri
menikmati berbagai nikmat Robb,
tapi tidak mau bersyukur pada-Nya
pergi mengubur jenazah diantara kalian,
tapi tidak mengambil pelajaran.
Do’aku terhalang..
Tak jarang kubuat demikian
Padahal, dalam kitab telah janjikan
Berdo’alah pada-Nya..
Niscaya Dia perkenankan bagimu.

by. marisa listuti
meutia camp..renungan

Berbeda (190109)

Paham dengan ilmu
Karena perbedaan itu niscaya
Ini rumah kita
Lihatlah…
Bukankah ciptaan-Nya tidak ada yang sama?
Sekalipun mereka kembar.
Setiap kita punya kekurangan
Setiap kita punya kelebihan
Kekurangan untuk memahami
Kelebihan untuk melengkapi.
Beramal dengan ilmu
Apa yang salah, apa yang benar
Jika sama-sama tidak tahu
Tidak ada yang salah, jika benar landasannya
Bersama ilmu ada kefahaman
Lalu..
Sesudah kefahaman ada kesadaran
Bahwa,
Membandingkan dengan cara salah adalah salah


by. marisa listuti
meutia camp. membina ukhuwah

Manusia dan Bukit

Pada suatu seketika Syaikh Idris mengajak keempat murid kesayangannya pergi kesuatu tempat bertadabur. Keempat murid kesayangannya itu adalah Bahtiar, Hasan, Imam, dan Nuruddin alias Bujang.

“kita beristirahat disini!” ujar syaikh Idris lalu duduk disebuah batu besar. Keempat muridnyapun duduk dihadapannya.
“murid-muridku, apa kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk yang lain?” Tanya syaikh Idris tenang.
“akal, guru”, jawab keempat muridnya serentak
“akal. Tetapi hanya manusia yang mempergunakan akalnya saja yang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan makhluk Allah yang lain,” ujar syaikh Idris sambil menghembuskan napas panjang, lalu bertanya
“menurut kalian, siapa yang lebih tinggi diantara manusia dan bukit itu?”
“tentu saja bukit itu, guru,” jawab Bahtiar, Hasan, dan Imam.
“apa alasan kalian mengatakan hal itu?” Tanya syaikh Idris dengan penuh wibawa
“maaf guru. Tinggi badan manusia hanyalah satu atau dua meter saja, sedangkan tinggi bukit itu bisa ribuan meter. Hal ini sudah jelas menunjukkan bahwa bukit itu lebih tinggi dari manusia,” jawab Bahtiar
“jadi itu pendapatmu, Bahtiar. Bagaimana dengan kalian Hasan dan Imam?” Tanya syaikh idris
“kami sependapat dengan Bahtiar, guru.”

Syaikh Idris mengangguk-anggukkan kepalanya setelah mendengar jawaban ketiga muridnya itu. Kemudian sang syaikh berpaling kearah Bujang yang sedang duduk sambil menundukkan kepalanya.

“hai Bujang. Apa pendapatmu?” Tanya syaikh Idris
“Maaf, tuan guru. Saya belum mempunyai pendapat saat ini. Tetapi jika kita bisa mendaki bukit itu, insya Allah saya mempunyai pendapat,” ujar bujang dengan tenang
“baiklah kita mendaki bukit itu,” ujar syaikh Idris lalu berjalan kearah bukit disertai oleh keempat murid kesayangannya.

Ternyata kekuatan fisik sang syaikh jauh lebih kuat dibandingkan dengan kekuatan fisik keempat muridnya itu. Sehingga syaikh yang sudah sangat tua itu dapat berjalan dengan cepat seakan tidak membawa beban tubuhnya. Akibatnya keempat murinya masih jauh tertinggal di belakang ketika sang syaikh telah mencapai puncak bukit.

“Subhanallah. Pemandangan diatas bukit ini sangat indah. Mana saudara-saudaramu yang lain?” Tanya syaikh idris kepada bujang yang baru menjejakkan kakinya di puncak bukit.
“Itu mereka, tuan guru,” ujar bujang sambil menunjuk ke arah ketiga saudara seperguruannya.
“Maaf, kami terlambat guru,” ujar Bahtiar mewakili dua temannya ketika sampai di puncak bukit.
“Alhamdulilla, kita semua sudah berada di puncak bukit. Bujang, apa yang kau rasakan setelah berada di ketinggian ini ?” Tanya Syaikh Idris sambil menatap pemandangan yang ada di depannya.
“Tuan guru. Jika saya melihat pemandangan di bawahku dan langit biru di atasku, maka saya merasa sangat kecil dan rendah di hadapan Allah yang menciptakan keduanya,” jawab Bujang.
“Bujang, apa pendapatmu mengenai pertanyaan guru di bawah tadi ?” Tanya Bahtiar tiba-tiba.
“Kau boleh menyampaikan pendapatmu, Bujang,“ ujar Syaikh Idris ketika melihat bujang berpaling kepadanya.
“Ketika kita berada di bawah, aku sependapat dengan pendapat kalian. Tetapi, setelah kita berada di atasnya, apakah bukit ini masih tinggi daripada kita ?”Tanya Bujang.

Bahtiar, Hasan dan Imam sangat terkejut mendengar pertanyaan Bujang. Apalagi mereka semua mengetahui jawaban atas semua pertanyaan itu adalah bahwa bukit ini sekarang lebih rendah dari mereka. Namun, Syaikh Idris justru tersenyum mendengar pertanyaan bujang itu. Pasalnya, pertanyaan itu menunjukkan bahwa Bujang ternyata lebih dapat mempergunakan akalnya dibandingkan saudara-saudara seperguruannya yang lain.

Sumber: Harlis Kurniawan, S.S.
“Melatih berpikir kritis & berani 1”

Senin, 19 Januari 2009

mentari hari ini..,

selamat pagi mentari..
selamat pagi dunia..
sungguh agung ciptaan-Nya
sempurna tak ada yang menandingi
milik-Nya lah dilangit dan dibumi
ya Rabbi...
hanya untuk-Mu lah segala puji
puji2an yang layak dan
sesuai dengan kebesaran-Mu dan
keagungan kekuasan-Mu
Maha Suci Allah...
segala puji buat-Nya
sebanyak jumlah makhluk-Nya
seluas keridhaan diri-Nya
seberat 'Arsy-Nya dan
sebanyak tinta untuk menggoreskan kata2-Nya
...
hari ini..
berkah dari-Mu kuharapkan.


by. Marisa listuti
meutia camp 5

Muhasabah

Ya Allah. Duhai yang Maha Menatap. Inilah kami hamba-Mu ya Allaah yang Engkau ciptakan, yang Engkau urus setiap saat. Ya Rabb. Allah Yang Maha Agung, Maha Mendengar, dan Maha Memperhatikan kami. Engkau tahu apapun yang kami lakukan. Tidak satupun lirikan mata yang luput dari pengetahuan-Mu. Tak ada satu patah katapun yang terucap, tidak didengar oleh Allah yang Maha Mendengar.

Duhai Allah, ampuni sebusuk apapun diri kami ya Allah. Ampuni sekelam apapun masa lalu yang pernah kami jalani ya Allah. Hapuskan sekotor apapun aib-aib kami ya Allah. Ampuni kami, ya Allah. Ampuni seluruh dosa kami ya Allah. Ampuni segala kemusyrikan yang pernah kami perbuat. Ampuni, karena selama ini kami banyak melupakan-Mu, ya Allah.

Ampuni kami andai kami sering tidak ridha dengan ketentuan-Mu. Sering kecewa dengan takdir-Mu. Ampuni kalau kami kurang bersabar terhadap ujian-Mu, ya Allah. Ampuni maksiat yang pernah kami perbuat, ya Allah. Ampuni segala kezhaliman kami kepada ibu bapak kami ya Allah.

Ya Allah, buatlah orang tua kami ridha dan mau memaafkan kami. Jadikan hatinya menjadi hati yang terhibur oleh akhlak kami, ya Allah. Ya Allah, selamatkan ibu bapak kami. Jadikan setiap tetes keringatnya, airmatanya, darahnya, menjadi jalan kemuliaan dunia dan akhirat. Sayangi ibu bapak kami ya Allah. Golongkan kami menjadi anak yang tahu balas budi. Lapangkanlah kuburnya ya Allah, ringankan hisabnya.

Sahabat, dimanakah gerangan keluarga kita berkumpul diakhirat nanti. Ingatlah ayah,ibu,adik,abang dan kakak, apakah kita akan berkumpul disurga? Berjumpa dengan Rasulullah? Atau cerai berai dalam neraka? Ya Allah utuhkan keluarga kami ini mulia di dunia dan mulia di akhirat.

Wahai muslimah, tidakkah rindu menjadi bidadari disurga? Hidup didunia hanya mampir sebentar saja. Wahai muslimah, peliharalah diri sekuat tenaga jangan sampai menjadi manusia nista. Tutuplah aurat dengan penutup yang disukai Allah.jangan biarkan laki-laki tergelincir, jangan biarkan suami wanita lain terpuruk karena godaan kita.

Wahai muslimah, persiapkan diri menjadi wanita yang shaleha. Jadilah istri yang mulia, persiapkan diri menjadi ibu yang akan melahirkan mujahidin dan mujahidah kesayangan Allah.

Hidup hanya sekali dan sebentar, pilihan kita adalah berjuang dan pulang kepada Allah. Jangan silau kepada dunia ini, dunia hanya tempat singgah saja. Jangan pernah takut kepada siapapun, karena siapapun dalam genggaman Allah semata, tidak ada satupun makhluk kecuali seluruhnya sempurna dalam kekuasaan Allah.

Ya Allah, pilihlah kami menjadi mujahidin dan mujahidah kesayangan-Mu. Simpanlah kami dibarisan terdepan untuk membela Agama-Mu dan memuliakan umat-Mu, ya arhamarraahimiin.

Minggu, 18 Januari 2009

Hhmm...

menjelang siang,mentari tak tampak
tapi tidak hujan,kawan..
panas dingin tubuh ini,tak kuhiraukan
yang pasti kulangkahkan kaki kekampus.
ku pastikan hari ceria,positif-positif
hhmm...
dosenku
rok merah.. hhmm...
dosenku.
aku memang memakai rok merah
walau tidak sewarna dengan merah SD
hhmm...
semangatku.menunggu
hhmm...
tak kutahu berapa lama
karena komunikasi law tak berpulsa
apakah kita akan bertemu?
sekarang.kududukdisekre juang
ruang belakang
hhmm...

by. marisa listuti
harian kampus..

bulan selimut kelam

bulan mulai dibaluti selimut hitam
mata ini.. belum terpejam
dan belum mau dipejamkan
terpikir dan terus berpikir
sudah berapa lembar kertas yang kutulis
lalu dibuang..
kutulis lagi, kemudian dibuang
tetap saja belum tenang.
dimana keberanianku?
sebenarnya.. kegundahan tak beralasan
mungkin ini memang salahku.
tidak ada alasan lagi untuk terus dipikirkan
hadapilah.. bergeraklah untuk melakukan.
komunikasikan.
mulailah esok hari.. jangan ditunda
hadapilah.. atau nanti menyesal.
ingat! keragu2an itu dari syaitan
hadirkan Allah selalu dihati.
...
bukankah ini cita-citamu?


by. marisa listuti
meutia camp 5

Sabtu, 17 Januari 2009

CINTA Kemana arahnya?

Bagian I

Bismillaahirrahmaanirrahiim...


Segala puji bagi Allah, yang memadukan hati-hati kita dalam kecintaan kepada-Nya, dipertemukan dalam berdakwah dijalan-Nya. Semoga kita menjadi bagian dari kelompok yang menjadi harapan umat ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita muhammad SAW, yang memberi tauladan kepada para aktivis. Semoga kita termasuk aktivis yang menjadi penerus kerja peradaban..,.


“katakanlah hai Muhammad: jika adalah kalian mencintai Allah, maka ikutilah Aku. Maka Allah akan mencintai kalian dan Ia ampuni segala dosa kalian. Dan Allah maha pengampun lagi maha penyayang.” (Ali-Imran: 31)


Atas nama cinta, Allah bicara pada hamba-Nya melalui lisan Rasul mulia sang tauladan terbaik. Cinta, ampunan, dan keridhaan, itu yang dijanjikan.
Cinta, ruh yang mengalir lembut, menyenangkan, bersinar, jernih dan ceria. Terkadang juga bermanifestasi menjadi luh yang mengalir lembut, menyesakkan. Berderai, jerih dan badai.. tak pernah ia dihukum haram. Karena ia bukan virus yang memberikan penyakit pada jiwa seperti yang sering kita salah tafsirkan. Justru cinta adalah makhluk Allah yang harus dijaga kesehatannya dari setiap penyakit yang mencoba menungganginya. Penyakit yang datang dari syaitan, syahwat maupun subhat.


Masih ingatkah engkau, dua remaja disingsingan fajar risalah, fatimah dan Ali, mencontohkan bagaimana cinta hidup dengan sehat tanpa penyakit yang mengganggu kekusyukan. Ia menjadi rahasia hati, simpati, ketertarikan, kontrol diri, do’a dan harapan. Saking rahasianya sampai syaitan pun tak tahu.

Begitupun, saat Muhammad ibn ‘Abdullah ditanya, maukah ia menikah dengan khadijah, ia berkata segera, “bagaimana caranya?”. Perhatikan intonasi penuh antusiasme ini. Cinta itu sudah tumbuh dalam dirinya.


Seperti bunga, cinta sejati tak kan mampu menyembunyikan semerbak wanginya. Eksistensi cinta mengejewantah dalam kelembutan, kecerdasan, perbaikan diri, keshalihan tentu juga keikhlsan. Tanpa keikhlasan yang digantungkan pada pemilik ‘Arsyi maha tinggi, ia akan mati. Ia mati persis seperti tangkai mawar yang dipotong hanya untuk dipersembahkan pada kekasih.

“dan hendaklah menjaga kesucian dirinya, orang-orang yang belum mampu menikah, hingga Allah mengayakan mereka dari karunia-Nya”. (An-nur: 33)


tentu engkau tahu apa makna keikhlasan dalam amal. Dan ketidaktahuan adalah isyarat agar kita segera mengkaji. Cinta yang tercerabut dari tangkai keikhlasan akan menjadi bunga potong yang mungkin sesaat merona, dan selanjutnya masuk tempat sampah.


Saat kemampuan menikah belum ditangan, biarlah cinta berekspresi menjadi keshalihan, perbaikan diri hari demi hari. Janji Ilahi terukir dipelataran wahyu: “ … Dan wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik, …” (An-nur: 26)


Rukuklah kita…Maha agunglah Ia dan kita memuja-Nya. Lalu Allah mendengarkan orang yang memuji-Nya. Dan ia menjawab derap-derap permohonan yang menggelora. Sujudlah kita… maha tinggilah Ia. Dan kita merasakan betapa dekatnya, betapa mesranya, betapa asyik bicara pada-Nya dalam hening, mengadu, berkeluh, berkesan tentang segalanya… dan tentu memohon, berdoa dan meminta. Begitulah hingga dalam gerak-gerak itu kita temukan makna ihsan, “… kau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, yakinlah, Ia menatapmu lekat setiap saat…”.


“sesungguhnya orang yang beriman itu adalah orang yang ketika disebut asma Allah bergetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya atas mereka, bertambahlah keimanan mereka karenanya. Dan kepada Rabbnya mereka betewakkal.” (Al-anfal: 2)

bergetarlah hati disaat nama-Nya disebut, bertambah yakin saat ayat-Nya dilantunkan, menjadi indikator-indikator cinta yang tak bisa dibantah apalagi dipalsukan. Ada kenikmatan tersendiri ketika mereka pasrah, bertawakkal, menggantungkan segala urusan pada Rabbnya saja.

"Allah ridha kepada mereka, dan mereka pun ridha pada-Nya.” (Al-bayyinah: 8)

kerinduan, ya.. kerinduan.
Kerinduan menjadi nikmat yang menyambung asa harapan orang-orang beriman
Cita-cita besar selalu berangkat dari terminal kerinduan
Dan unik,
Terminal rindu itu selalu dibawa serta selama perjalanan rindu
Anugrah Allah untuk sumbu potensi dan Pematik api keshalihan
Agar segera bertemu dalam perbaikan diri
Lalu akhirnya,
Ia bermuara pada satu lagi kerinduan
Kerinduan akan sebuah sambutan.

“ wahai jiwa yang tenang, kembalilah pada Rabbmu dengan hati puas lagi diridhai, maka masuklah kedalam golongan hamba-hambaKu dan masuklah kedalam jannah-Ku.” (Al-fajr: 27-30).



marisa listuti
dalam naungan cinta-Nya

tampil baru

Assalaamu'alaikum...
Alhamdulillah, akhirnya saya bisa tampil baru
hhmm.. semoga bermanfaat. dimulai dengan niat ikhlas
dilandasi kejujuran dan berkarya dengan pemahaman.
insyaAllah, semoga Allah meridhai. amiin.